Rabu, 09 Maret 2016

Rei Nursaeni Penerapan Model (CTL) dalam Sosiologi

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
Nama               : Reni Nursaeni
Mata Kuliah    : Belajar dan Pembelajaran Sosiologi
Program Studi : Pendidikan Sosiologi

A.    Definisi Pembelajaran Kontekstual
Abdul Majid (2013) strategi pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan tujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara pleksibel dapat diterapkan (ditrasfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan lainnya.
B.     Komponen Pembelajaran Kontekstual di Kelas
Asep Jihad & Abdul Haris (2013) dalam Penerapan pembelajaran kontekstual terdapat tujuh komponen utama yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Komponen yang dimaksud adalah:
·         Kontruktivisme (Constructivisme)
Kontruktivisme merupakan landasan filosofis yang mendasari model konstektual. Strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuannya.
·         Menemukan (Inquiry)
Ketika kita menemukan sesuatu yang kita cari, daya inget kita akan lebih melekat dibandingkan dengan orang lain yang menemukannya.
·         Bertanya (Questioning)
Bertanya dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
·         Masyarakat Belajar (Learning Community)
Adanya kultur akademik yang tinggi dimana semua sivitas dapat bekerjasama.
·         Pemodelan (Modeling)
Pemodelan adalah pemberian contoh-contoh belajar, tindak atau perilaku guru yang ditampilkan oleh guru selain itu juga pemodelan dilakukan oleh siswa.
·         Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang apa yang sudah dilakukan pada masa lalu.
·         Penilaian Sebenarnya (Autentic Assessment)
Berperan dalam memberikan gambaran keberhasilan siswa secara keseluruhan

C.    Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki siswa tersebut dinamakan sebagai unsur modalitas belajar. Menutut Bobbi Deporter ada tiga tipe gaya belajar siswa , yaitu tipe visual (melihat), auditorial (mendengar) dan kinestis (cara bergerak). Oleh sebab itu hal-hal seperti ini harus menjadi perhatian bagi seorang guru.

SUMBER:
Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sitologi
Adin. (2013). Makalah Belajar Pembelajaran Model. (online)  dapat diakses pada






RANCANGAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN INOVATIF
A.    Perencana Pembelajaran
Mata Pelajaran            : SOSIOLOGI
Kelas                           : XI
Program Studi             : Ilmu Sosial
Standar Kompetensi   :Memahami dasar-dasar statifikasi sosial
Kompetensi Dasar       : 1.1 siswa memahami  dan mengkaitkan materi  statifikasi sosial yang diperoleh di kelas dengan kehidupan nyata siswa yang ada di masyarakat.
Indikator                     :
ü  Siswa menyebutkan pengalaman yang di alami serta melihat dasar-dasar yang menyebabkan orang terstatifikasi di kehidupan sehari-hari.

I.        Tujuan Pembelajaran  :
ü  Siswa dapat mengkaitkan materi statifikasi sosial yang diperoleh di sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat melalui pengalamannya.
ü  Siswa dapat termotivasi untuk keluar dari statifikasi yang paling bawah.
ü  Siswa diharapkan peka dan kritis terhadap masalah-masalah sosial terutama dalam statifikasi sosial.

II.      Materi Ajar (Materi Pokok) :
Stratifikasi Sosial
ü  Dasar Penyebab terjadinya Statifikasi Sosial
III.    Metode Pembelajaran :   
ü  Pembelajaran Kontekstual (CTL)
IV.    Media
ü  Laptop dan infokus
ü  Film /video
ü  Menghadirkan tokoh (Modeling)
ü  Buku paket Sosiologi kelas XI
ü  Artikel

B.     Langkah-Langkah Pembelajaran.
1.      Guru memberi tahu siswa bahan ajar yang akan di laksanankan dalam proses pembelajaran serta tujuan mempelajari materi ini.
2.      Guru bertanya kepada siswa apa saja pengalaman yang dialami dan terlihat dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan materi statifikasi sosial.
3.      Siswa menyebutkan konsep-konsep statifikasi sesuai dengan pengalaman yang dilihatnya di masyarakat.
4.      Guru memperlihatkan sebuah video kehidupan nyata yang berkaitan dengan materi stratifikasi.
5.      Siswa dan guru bersama-sama memahami dan mengkaji isi dari video.
6.      Guru menghadirkan tokoh yang sukses atau teman sekelasnya yang termasuk ke dalam dasar-dasar pembentukan statifikasi seperti kekayaan, kekuasaan, keturunan dan pendidikan.
7.      Jika yang dihadirkan seorang tokoh maka kisahkan terlebih dahulu riwayat tokoh dan temukan cara-cara tokoh mendapat kesuksesan sehingga siswa termotivasi oleh tokoh tersebut.
8.      Siswa diberi kesempatan bertanya kepada tokoh terkait dengan belajar statifikasi.
9.      Guru membetuk siswa ke dalam beberapa kelompok.
10.  Setiap orang dalam kelompok memperhatikan gejala-gejala statifikasi di rumah masing-masing. Kemudian dilaporkan kepada ketua kelompok dan menyusunnya bersama-sama. Dan hubungkan dengan materi yang ada di buku serta mencari beberapa artikel terkait masalah-masalah dalam statifikasi sosial yang terjadi di masyarakat.
11.  Kemudian kelompok mendemontrasikan di depan kelas hasil dari pengamatannya.
12.  Siswa kelompok lain wajib memberikan satu pertanyaan kepada kelompok penyaji.
13.  Diahkhir guru meluruskan dan memberi arahan atas jawaban yang tepat.
14.  Guru dan siswa mengambil kesimpulan bersama untuk penguatan.
15.  Siswa dan guru sama-sama melakukan refleksi.

C.    Penerapan Pembelajaran Kontekstual
1.      Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata sehingga bermakna.
2.      Experiencing: belajar adalah kegiatan “mengalami“, peserta didik memproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajari.
3.      Applying, belajar menekankan pada proses mendemontrasikan pengetahuan.
4.      Cooperating: belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar berkelompok.

5.      Transfering: belajar menekankan terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan.

1 komentar:

  1. What is the Difference Between a Baccarat Card And a Baccarat
    For kadangpintar many players who are unfamiliar with the 제왕 카지노 term Baccarat, a bettor often sees it as a convenient and easy way of wagering. 바카라 사이트 You can't win anything if you

    BalasHapus