Rabu, 09 Maret 2016

REI NURSAENI ANALISIS DESA BALIDA MAJALENGKA

DESA BALIDA


Hasil Pengamatan saya selaku warga Desa Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka dan sudah hidup selama 20 tahun . Pengamatn ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan. Saya hanya menuliskan apa yang saya lihat sebagai fakta yang ada di Desa Balida yang sangat saya Cintai.

A.    Karakteristik
Desa Balida adalah salah satu desa yang berada di Kabupaten Majalengka, tepatnya di Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Jawa Barat, masyarakatnya sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Biasanya masyarakat memanen padi sebanyak 2x dalam 1 tahun. Selain bertani terdapat juga masyarakat yang berdagang, pekerja pabrik dan buruh terutama buruh pembuatan Genteng. Mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Desa Balida memiliki keunikan yaitu dalam penamaan Blok/dusun menggunakan nama-nama hari. Desa Balida terdiri dari 7 (tujuh) Blok/dusun yaitu Blok Senin, Blok Selasa, Blok Rabu, Blok Kamis, Blok Jumat, Blok Sabtu dan Blok minggu. Ada beberapa fasilitas di Desa Balida seperti Balai Desa, Mesjid, Puskesmas, Lapangan, Sekolah SD, Sekolah MTS. 
Desa Balida termasuk desa Swakarya yaitu peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh
Adat istiadat yang dahulu sangat kental kini mulai melonggar, masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan dan adat istiadat yang ada di desanya.
2.      Sudah mulai mempergunakan alat-alat dan teknologi
Masyarakat dalam bertani menggunakan alat yaitu cangkul, dan berubah dari yang tadinya memakai hewan kerbau untuk membajak sawah menjadi traktor karena pengaruh teknologi. Selain itu permainan tradisional seperti main karet, “engklek-engklekan”, “dadaluan”, dll digantikan dengan permainan-permainan yang ada di hp. Dibidang elektronik lainnya yaitu televisi yang dulu masyarakat hanya mempunyai tv hitam putih sekarang hampir semua masyarakat desa balida menggunakan tv berwarna. Dalam hal memasak dahulu masyarakat menggunakan “hawu” kemudian beralih ke kompor minyak dan sekarang menggunakan kompor gas dan magicom, dll. Untuk mengangkut padi dan pergi kesawah dahulu berjalan kaki dan naik sepeda sekarang sudah memakai motor dan ada sebagian lagi yang sudah memakai mobil.
3.      Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh dari pusat perekonomian
Meskipun jauh dari pasar namun masyarakat bisa membeli kebutuhannya dengan memakai kendaraan seperti motor sehingga tidak terisolasi.
4.      Telah memiliki tingkat perekonomian pendidikan, jalur lalu lintas dan prasarana lain
Pendidikan pun telah meningkat, ketika zaman dulu hanya tamatan SD atau bahkan ada yang tidak sekolah namun sekarang sudah mulai banyak yang bersekolah sampai SMA dan hanya dengan itungan jari yang bisa kuliah di perguruan tinggi. Prasarana lain yaitu mulai dibangunnya puskesmas Balida dan tempat belanja seperti Alfamart dll.
5.      Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah lumayan lancar.
Lalu lintas antar kota dan desa juga lumayan lancar karena masyarakat mulai memiliki kendaraan sehingga mempermuda memenuhi kebutuhan hidup.
B.     Nilai-nilai yang Masih Kuat
1.      Nilai Keagamaan: Shalat, puasa, menunaikan ibadah haji, idul fitri, idul adha, berkurban, dan akikah.
2.      Kepercayaan
a)      Upacara perkawinan: dalam menentukan tanggal, hari, bulan yang baik untuk menikah harus bertanya kepada orang yang tahu. Biasanya menggunakan tanggal kelahiran, hari kelahiran yang disebut dengan “weuweudalan”.
b)      Ngayun: “Ngayun” adalah sebuah acara syukuran atas bayi yang lahir. Ada beberapa acara dalam “ngayun” yaitu bayi di bawa keluar dengan mengubu “peundeuy” dan kunyit Selanjutnya diadakan “sawer” uang dan premen yang dicampur dengan beras di dalam “kati” (batok kelapa yang dibuat cekung ¼ lingkaran). Setelah selesai bayi dibawa ke dalam rumah untuk di tindik telinganya, di sunat dan terakhir di “Ayun” menggunakan kain “samping” yang diberi tali dilawang pintu.
c)      Sunatan: di Desa Balida Sunatan di sebut “Nyunatan”, biasanya untuk acara sunatan ini harus menanyakan hari, tanggal, bulan yang baik kepada orang yang dianggap bisa. Didalam acara “Nyunatan” biasanya suka mengundang “Kuda Renggong”. Satu hari sebelum anak di sunat biasanya datang ke “Buyut” yaitu ke juru kunci “Buyut” untuk meminta izin ke makam leluhur Desa Balida dengan membawa “sesajen”. Hal ini dilakukan agar acara sunatannya lancar dan anak yang akan di sunat tidak mengalami kegagalan dalam anggota tubuh yang di sunat. Di dalam acara sunatan juga ada yang namanya “ngelar” yaitu anak yang akan disunat di dandani layaknya seorang ksatria atau Gatot Kaca sambil menaiki “Kuda Renggong” yang dilengkapi dengan music dan penyanyi yang disebut “Sinden”, kemudian diarak mengelilingi Desa. Dalam pelaksanaan “Ngelar” ada beberapa tempat yang harus di kunjungi dan wajib di kunjungi yaitu “Buyut Santi”, “Buyut Nyata”, dan “Buyut Nyi Rambut Kasih”. “Buyut adalah ruangan kecil yang di dalamnya terdapat makam para leluhur desa. Di “Buyut” anak sunatan dan keluarga lainnya membacakan doa-doa. Setelah selesai berdoa anak sunatan harus menginjak telur kemudian cuci kaki. Setelah itu “Ngelar” dilanjutkan lagi yaitu mengunjungi Balai Desa Balida atau di sebut juga “Bale”. Ketika rombongan “Kuda Renggong” 5 meter akan sampai di alun-alun “Bale” desa maka lagu dan musiknya harus lagu “Engklek” yaitu sebuah lagu kesukaan leluhur. Jika “Sinden” tidak menyanyikan lagu “Engklek” maka akan ada yang masukan atau “kesurupan” baik itu penonton maupun rombongan “Ngelar”. Setelah itu rombongan “Ngelar kembali ke rumah hajat.
d)     Babanton: “Babanton” adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama dalam suatu acara hajatan. Biasanya acara ini dilakukan ketika tetangga atau keluarga dekat mempunyai suatu acara baik resepsi pernikahan maupun sunatan. “Babanton” dilakukan dengan suka rela dan saling gotong royong. Terdapat beberapa yang dilakukan dalam “Banbanton” biasanya laki-laki menyiapkan kursi, meja, sonsistem, dan membuat “papayon” yaitu tenda yang biasa ada dalam resepsi pernikahan maupun sunatan. Sedangkan perempuan menyiapkan hidangan-hidangan yang enak, cuci piring dll.
“Babanton” ini hanya ada di pedesaan, karena diperkotaan sebagian besar sudah jarang dilakukan dan di ganti dengan memesan “ketring” untuk acara-acara besar.
e)      Ibu hamil harus mandi ketika ada gerhana: sampai saat ini ketika ada gerhana datang maka ibu hamil akan mandi ketika itu juga karena ada kepercayaan jika tidak mandi maka anaknya akan cacat. Terutama anaknya akan ada tanda hitam yang besar baik itu dimuka maupun di leher dll.
f)       Ondangan: “Ondangan” artinya undangan. Ketika ada saudara dekat mengadakan hajatan maka masyarakat Balida suka melakukan “ondangan”. “Ondangan” sendiri bisa berupa: beras, kerupuk, kue-kue, uang, dan lain-lain. Orang yang melakukan “ondangan” berarti dia telah memiliki piutang dari orang lain, sistemnya harus dlunasin dan dibayar dengan barang ataupun uang yang jumlahnya sama. Misalnya “Ondangan” 5kg beras maka harus ditebus dengan 5kg beras lagi.
C.    Nilai-nilai yang Mulai Ditinggalkan
1.      Kepercayaan:
1)      “Nyungsung” pada hari raya: yaitu pemberian sesajen pada arwah leluhur atau nenek, kakek yang telah meninggal yang dilakukan pada malam takbiran menjelang lebaran. Sesajen yang diberika yaitu ayam panggang tanpa dipotong-potong yang disebut “Bakakak”, makanan-makanan pelengkap lainnya seperti “ranginang”, “opak”, “kadas” dan minum-minuman seperti air gula merah dicampur iris pisang.
2)      Munjung: salah satu kegiatan yang ada di Desa Balida yaitu dengan cara mengunjungi “Buyut” tempat leluhur dimakamkan. Munjung dilaksanakan pada hari jumat dengan membawa nasi tumpeng yang isi dalamnya terdapat: telur, tahu, bumbu kelapa dan ikan asin (pepetek tanjan) yang dicampur di dalam nasi tumpeng. Peralatan yang dibawa ke “Buyut” yaitu mangkuk untuk diisi sop sayur (angeun) yang dibuat oleh pihak panitia yang ada di “buyut” yang dipercaya membawa keberkahan. Selain itu membawa air dalam botol kemudian diberi doa-doa (cai hadoroh), kemudian air itu dibawa pulang kerumah dan dipakai untuk merendam padi yang akan menjadi benih untuk di tanam di sawah. “Munjung” dilakukan menjelang musim penghujan (reundeng) karena pergantian dari musim kemarau ke musim penghujan selalu telat. Contohnya kemarau panjang. Oleh sebab itu masyarakat desa Balida melakukan “munjung”
3)      Pergi ke Dukun ketika sakit: pergi kedukun ketika sakit atau ada masalah sudah mulai di tinggalkan meskipun masih ada beberapa warga yang masih percaya kepada dukun.
2.      Gotong royong: gotong royong atau kerja bakti sudah mulai memudar dan jarang sekali di laksanakan di Desa Balida. Dahulu desa ini sering sekali kerja bakti seperti membersihkan solokan atau di sebut “kakalen” dari sampah-sampah. Namun sekarang sudah jarang sekali dilakukan.
3.      Siskamling (Ronda Malam) sudah mulai ditinggalkan. Orang-orang yang melakukan ronda malam mempunyai kebiasaan tersendiri yaitu memukul tiang listrik sebanyak 3x menandakan bahwa ronda malam akan segera selesai atau orang-orang yang telah melakukan ronda malam bergegas pulang dan memukul tiang listrik sebanyak 3x.
D.    Nilai-nilai yang Sudah Hilang
1)      Nyungsung malam jumat: “nyungsung” yang dilakukan pada malam jumat sekarang sudah tidak adalagi karena ada ajaran agama yang melarang melakukan “nyungsung” karena dianggap menyekutukan Tuhan.
2)      Upacara Tujuh Bulanan: uapacar tujuh bulanan ini dilakukan oleh ibu hamil yang usia kandungannya sudah 7 bulan.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan karena saya masih belajar. Terima kasih

1 komentar:

  1. Assalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .

    BalasHapus